masih menyambung dua catatan sebelumnya, kali ini kita akan melihat
sedikit catatan sejarah tentang kontroversi dalam dunia sains. kita akan
mencoba menelusuri dari dua peristiwa yang pernah terjadi dalam
sejarah.
peristiwa pertama, adalah peristiwa dimana
copernicus (1473-1543 ) mengemukakan teori heliosentris. heliosentris
adalah teori dimana matahari sebagai pusat tata surya, bertentangan
dengan teori yang diusung oleh gereja pada waktu itu, geosentris, dimana
beranggapan bumi-lah yeng menjadi pusat tata surya. pertentangan ini
mengakibatkan karya copernicus ditolak oleh kaum gereja, yang agak
radikal dan ekstrem. sampai konon katanya kematian copernicus pun
terkait dengan hal ini. saya mencoba untuk menggambarkan pertentangan
yang terjadi antara konsep liberal dengan konsep radikal saling
bertentangan. kenapa gereja sampai bertindak ekstrim..?? mungkin itu
karena gereja berusaha melindungi ajaran murninya, dan mempertahankan
teori geosentris-nya. karena pola pikir copernikus yang dianggap liberal
oleh gereja sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan gereja. meski pada
akhirnya, gereja sendiri mengakui teori heliosentris ini, dan
menjadikan copernicus sebagai pahlawan.
dalam hal ini
saya tidak mengatakan copernicus sebagai liberal, namun saya melihat
bagaimana hubungan sains dan agama selalu menjadi kontroversi. di akhir
peristiwa ini pun, pada akhirnya gereja mengakui bahwa sains adalah
benar. inilah yang terjadi jika sains di masukan dalam sebuah
"pengetahuan tetap" layaknya agama, alhasil terjadi ketidak pastian di
tubuh agama itu sendiri. saya berpendapat jika agama dan sains itu
adalah dua sisi yang berbeda, dalam artian sains hanya terbatas pada hal
yang di perhatikan indera, namun agama adalah hal yang jauh lebih
sempurna, ia berbicara tentang iman.
peristiwa lainnya,
adalah peristiwa pertentangan antara Imam Al-Ghazali dengan Ibnu Rusyd.
Keduanya adalah muslim, keduanya pun ahli dalam bidang filsafat, dan
keduanya adalah seorang tokoh yang memiliki peranan pentng dalam
sejarah. pertentangan itu terjadi berawal dari Al-Ghazali yang insyaf
dari kelalaiannya dalam memperdalam filsafat, yang membawanya ke dalam
pertentangan dengan Ibnu Rusyd seorang ahli filsafat. Al-Ghazali
berpendapat jika semua pemikiran harus berdasarkan Al-Qur'an dan
Al-hadits, berbeda dengan Ibnu Rusyd yang lebih mengutamakan akal dan
keahlian filsafatnya. lebih lengkap tentang hal ini silahkan cek
di http://filsafat.kompasiana.com/2011/06/12/antara-al-ghazali-vs-ibnu-rusyd-problem-ketuhanan-dan-alam-semesta/
saya
melihat, bagaimana usaha Al-Ghazali dalam mempertahankan akidah
tertinggi Islam dalam berpegang pada Al-Qur'an dan Al-Hadits (sampai
beliau menulis maha karyanya, Ihya Ulumiddin) ketika filsafat sedang
memiliki trend yang sangat penting dalam dunia sains. lagi-lagi saya
tidak dalam posisi membenarkan atau menyalahkan antara Imam Ghazali dan
Ibnu Rusyd, namun peristiwa ini menggambarkan kepada kita akan sebuah
keniscayaan bahwa kontroversi antara agama dan sains hampir selalu ada,
posisi kita sebaiknya adalah memisahkan antara kedua hal itu, karena
lagi-lagi agama adalah tentang iman, sementara sains adalah tentang
indera.
Wallahu a'lam
Rabu, 12 Desember 2012
rangkaian sebuah cerita part 3 - other side
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar